Assalamualaikum, sobat yay...
Semoga puasanya lancar ya, dan bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi juga mampu menahan rasa rindu dan kecendrungan hati pada yang belum halal. hihiw
Ane akhirnya kemarin nonton 212 yang di awal sempet dibuat kecewa sama bioskop karena kehabisan tiket. Tapi gak papa walaupun bukan yang pertama tapi tetep kecipratan dampak manfaat dari film islami yang berasal dari sejarah besar islam di Indonesia abad 21 yang kece badai. Itu sudah cukup buat bahagia.
Sebenarnya buanyak pesan yang ada di film 212 yang dikemas dengan tema keluarga ini, tapi ada empat kurang lebih yang luput dari perhatian banyak orang. Kalau kamu mau menambahkan jangan sungkan ya coment aja. Apa aja sih ?
Ini dia 4 Pesan Tersembunyi di balik Film 212
1. Jurnalis / Penulis Itu Bahaya
Dalam Film 212 yang di perankan oleh artis senior Fauzi Baadila berperan sebagai Rahmat yang di jelaskan pekerjaannya sebagai Jurnalis di harian Republik. Dimana terdapat konflik bahwa Rahmat menuliskan artikel dengan sudut pandang yang menjatuhkan Islam yang menurutnya benar. Ideoliginya bermain bahwa dalam aksi yang dilaksanakan itu bukan untuk membela agama tetapi ada kepentingan-kepentingan diatasnya. Hal ini yang menyebabkan Rahmat mendapat kritikan dari PEMRED juga teror bekali-kali dari orang-orang tak dikenal.
Demikian lah, secara tidak langsung penulis skenario memberikan pesan bahwa menjadi Jurnalis itu bisa membayakan karena ia dapat menyebarkan ideologinya dan memberikan warna pada pikiran orang yang membacanya. Jadi teringat isu yang lagi hangat di perbincangkan akhir-akhir ini. Apa itu ? iyap! Isu Teror. Isu ini berkembang sangat masif sehingga ada ketakutan besar untuk sebagian pada mereka yang menggunkan atribut sama pada pelaku. Benar. kita tidak boleh men-generalkan hanya harena satu kejadian. Tapi, kita juga tidak bisa menghentikan orang-orang yang berfikiran demikian dengan diam. Kita bisa lawan tanggapan itu dengan apa ? yuuhuu. Dengan Tulisan!
Sebuah kekuatan besar ketika kita dapat menulis dan sebuah keuntungan besar ketika kita dapat mengolah tulisan yang membuahkan kebaikan untuk banyak orang hingga menjadi ladang pahala untuk kita. Itulah mengapa Imam Syafi'i Ghazali pernah bilang : kalau kamu bukan anak raja, dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.
2. Peka Bahasa Cinta Ayah
Seperti yang sudah ane singgung di awal, Film ini dikemas dengan tema keluarga. Konflik yang terjadi pun gak jauh-jauh dari permasalahan keluarga. Untuk Film ini sendiri adanya konflik batin dari sang pemeran utama -Rahmat- yang sudah 10 tahun tidak kembali pulang ke rumah karena merasa tidak lagi diharapkan oleh ayahnya. Padahal tanpa dia sadari Ayahnya -Ki Zainal- selalu mengumpulkan potongan perjalanan hidupnya dari majalah atau koran. Juga alasan kesalahpahaman Rahmat yang "dibuang" di penjara bernama Pesantren.
Padahal hal itu dilakukan untuk membuatnya banyak belajar dan sebagai bentuk cinta yang dilakukan sang ayahanda.
Hal seperti ini juga bisa saja terjadi pada kita semua karena kebanyakan bahasa cinta Ayah itu berbeda dengan Ibu yang cendrung ceplas-ceplos dan terus terang kalau ia mencintai kita dan mengharapkan kita didekatnya. Berbeda dengan Ayah yang terkesan cuek dan banyak aturan padahal intinya sama juga. Jadi kita harus peka ya baca bahasa cinta Ayah sebelum bahasa cinta doi wkwkwk
3. Kekerasan Hanya Mempersulit Hidayah
Ini pesan penting banget nih, secara sering kali kita berniatan baik tetapi juga terkendala dengan cara penyampaian yang baik. Dalam Film ini ada scene dimana Rahmat mengikuti Ayahnya dengan terpaksa yang berjalan dari Ciamis menuju monas (karena keadaan yang kurang sehat tetapi tetap memaksakan ikut) dengan demikian Rahmat ditemukan salah satu pemimpin orasi yang dengan emosi menghampirinya dan terjadilah baku hantam disana. Huhuhu... Sampai dialog Rahmat yang bilang dengan tegas "Kaum Bar-Bar" duh jadi nyesek sendiri.
Hal ini pasti penulis terinspirasi oleh kejadian sehari-hari dari kebanyakan kita yang sering tersulut emosi tanpa mendudukan akar permasalah pada tempatnya. Padahal kan inget gak kisah Rasulullah di olok-olok dengan pengemis yahudi yang buta matanya kemudian malah memberikan makan tiap sore oh bukan hanya memberikan makan tapi juga menyuapinya hingga ketika Rasulullah wafat di amanhkan Abu Bakar untuk melanjutkan apa yang ia lakukan. Dan Pengemis itu menyadari adanya perbedaan hingga Abu Bakar tak tahan akhirnya membocorkan bahwa itu Rasulullah -juga merasa bersalah karena orang yang biasa menyuapinya ternyata yang sering di ejeknya. Hingga akhirnya berikrar untuk masuk Islam. Lihatlah suri tuladan kita bersama, menyentuh hatinya bukan dengan kekerasan tetapi dengan akhlak mulianya. Hidayah datang lewat mereka yang mampu mengemas akhlaknya dengan cara penyampaian yang tepat.
4. Dasyatnya Alasan Atas Nama Cinta
Seperti jargon Film 212 ini, ada yang tahu ? iya. The Power Of Love. Selain di ceritakan tentang konflik batin Rahmat, Film ini juga mengisahkan perjuangan warga ciamis yang rela berjalan berpuluh-puluh kilo meter. Atas alasan apa mereka melakukan itu ? Uang ? Jabatan ? atau hal materialisme lain. Tidak! mereka bersama memiliki tujuan untuk membela agama atas nama kecintaan kepadaNya. Sebuah alasan atas nama cinta yang mampu membalut rasa sedih menjadi senang, lelah menjadi lillah, dan berjuta rasa tak menyenangkan menjadi hal yang diluar dugaan. Kekuatannya yang mampu mendobrak segala kemustahilan... itu adalah cinta.
Duh baper deh. hehe...
Film yang di sutradari Jastin Arimba ini mampu menjadikan Film 212 memasuki deretan Film terlaris di Indonesia dalam 2 minggu terakhir sebab banyak alumni juga masyarakat ingin mengenang perjalanan penuh perjungan kala itu. Tetapi pamornya tidak cukup menjadikannya deretan teratas yang malah di duduki oleh Film-Film ber-genre Hantu. Huhu sedih...
Jadi Ane mau mengajak Sahabat Semua pada bulan yang baik ini marilah kita perbanyak amal juga hal-hal positif termasuk menentukan film mana yangg baik sehingga dapat meningkatkan iman serta takwa kita. Termasuk mendukung penuh Film 212 dengan cara datang ke Bioskop dan tonton Filmnya sekaligus ambil hikmahnya. Supaya nanti kita reonian sefrekuensi hihi ngobrol seru Film 212.
*Untuk informasi Lampung masih ditayangkan di CGV . Kuy! Jadikan kamu orang yang mendukung penuh segala sesuatu yang baik. Kalau bukan kamu, ya siapa lagi kan?
#putihkanbioskop #ngabuburit212 #bulanbaiknontonfilmbaik
#RamadhanWithLove
#DukungFilmIndonesia
#TebarKebaikan
#212ThePowerOfLove
#LombaReviewFilm2018
#LombaReviewFilm212ThePowerOfLove
#LombaInstagram
#ReviewFilm
#212Movie
#Film212
#AksiBelaIslam
Semoga puasanya lancar ya, dan bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar tetapi juga mampu menahan rasa rindu dan kecendrungan hati pada yang belum halal. hihiw
Ane akhirnya kemarin nonton 212 yang di awal sempet dibuat kecewa sama bioskop karena kehabisan tiket. Tapi gak papa walaupun bukan yang pertama tapi tetep kecipratan dampak manfaat dari film islami yang berasal dari sejarah besar islam di Indonesia abad 21 yang kece badai. Itu sudah cukup buat bahagia.
Sebenarnya buanyak pesan yang ada di film 212 yang dikemas dengan tema keluarga ini, tapi ada empat kurang lebih yang luput dari perhatian banyak orang. Kalau kamu mau menambahkan jangan sungkan ya coment aja. Apa aja sih ?
Ini dia 4 Pesan Tersembunyi di balik Film 212
1. Jurnalis / Penulis Itu Bahaya
The power of love |
Dalam Film 212 yang di perankan oleh artis senior Fauzi Baadila berperan sebagai Rahmat yang di jelaskan pekerjaannya sebagai Jurnalis di harian Republik. Dimana terdapat konflik bahwa Rahmat menuliskan artikel dengan sudut pandang yang menjatuhkan Islam yang menurutnya benar. Ideoliginya bermain bahwa dalam aksi yang dilaksanakan itu bukan untuk membela agama tetapi ada kepentingan-kepentingan diatasnya. Hal ini yang menyebabkan Rahmat mendapat kritikan dari PEMRED juga teror bekali-kali dari orang-orang tak dikenal.
Demikian lah, secara tidak langsung penulis skenario memberikan pesan bahwa menjadi Jurnalis itu bisa membayakan karena ia dapat menyebarkan ideologinya dan memberikan warna pada pikiran orang yang membacanya. Jadi teringat isu yang lagi hangat di perbincangkan akhir-akhir ini. Apa itu ? iyap! Isu Teror. Isu ini berkembang sangat masif sehingga ada ketakutan besar untuk sebagian pada mereka yang menggunkan atribut sama pada pelaku. Benar. kita tidak boleh men-generalkan hanya harena satu kejadian. Tapi, kita juga tidak bisa menghentikan orang-orang yang berfikiran demikian dengan diam. Kita bisa lawan tanggapan itu dengan apa ? yuuhuu. Dengan Tulisan!
Sebuah kekuatan besar ketika kita dapat menulis dan sebuah keuntungan besar ketika kita dapat mengolah tulisan yang membuahkan kebaikan untuk banyak orang hingga menjadi ladang pahala untuk kita. Itulah mengapa Imam Syafi'i Ghazali pernah bilang : kalau kamu bukan anak raja, dan bukan anak ulama besar, maka menulislah.
2. Peka Bahasa Cinta Ayah
The powe of love |
Seperti yang sudah ane singgung di awal, Film ini dikemas dengan tema keluarga. Konflik yang terjadi pun gak jauh-jauh dari permasalahan keluarga. Untuk Film ini sendiri adanya konflik batin dari sang pemeran utama -Rahmat- yang sudah 10 tahun tidak kembali pulang ke rumah karena merasa tidak lagi diharapkan oleh ayahnya. Padahal tanpa dia sadari Ayahnya -Ki Zainal- selalu mengumpulkan potongan perjalanan hidupnya dari majalah atau koran. Juga alasan kesalahpahaman Rahmat yang "dibuang" di penjara bernama Pesantren.
Padahal hal itu dilakukan untuk membuatnya banyak belajar dan sebagai bentuk cinta yang dilakukan sang ayahanda.
Hal seperti ini juga bisa saja terjadi pada kita semua karena kebanyakan bahasa cinta Ayah itu berbeda dengan Ibu yang cendrung ceplas-ceplos dan terus terang kalau ia mencintai kita dan mengharapkan kita didekatnya. Berbeda dengan Ayah yang terkesan cuek dan banyak aturan padahal intinya sama juga. Jadi kita harus peka ya baca bahasa cinta Ayah sebelum bahasa cinta doi wkwkwk
3. Kekerasan Hanya Mempersulit Hidayah
The power of love |
Hal ini pasti penulis terinspirasi oleh kejadian sehari-hari dari kebanyakan kita yang sering tersulut emosi tanpa mendudukan akar permasalah pada tempatnya. Padahal kan inget gak kisah Rasulullah di olok-olok dengan pengemis yahudi yang buta matanya kemudian malah memberikan makan tiap sore oh bukan hanya memberikan makan tapi juga menyuapinya hingga ketika Rasulullah wafat di amanhkan Abu Bakar untuk melanjutkan apa yang ia lakukan. Dan Pengemis itu menyadari adanya perbedaan hingga Abu Bakar tak tahan akhirnya membocorkan bahwa itu Rasulullah -juga merasa bersalah karena orang yang biasa menyuapinya ternyata yang sering di ejeknya. Hingga akhirnya berikrar untuk masuk Islam. Lihatlah suri tuladan kita bersama, menyentuh hatinya bukan dengan kekerasan tetapi dengan akhlak mulianya. Hidayah datang lewat mereka yang mampu mengemas akhlaknya dengan cara penyampaian yang tepat.
4. Dasyatnya Alasan Atas Nama Cinta
The power of love |
Seperti jargon Film 212 ini, ada yang tahu ? iya. The Power Of Love. Selain di ceritakan tentang konflik batin Rahmat, Film ini juga mengisahkan perjuangan warga ciamis yang rela berjalan berpuluh-puluh kilo meter. Atas alasan apa mereka melakukan itu ? Uang ? Jabatan ? atau hal materialisme lain. Tidak! mereka bersama memiliki tujuan untuk membela agama atas nama kecintaan kepadaNya. Sebuah alasan atas nama cinta yang mampu membalut rasa sedih menjadi senang, lelah menjadi lillah, dan berjuta rasa tak menyenangkan menjadi hal yang diluar dugaan. Kekuatannya yang mampu mendobrak segala kemustahilan... itu adalah cinta.
Duh baper deh. hehe...
Nobar Film 212 |
Jadi Ane mau mengajak Sahabat Semua pada bulan yang baik ini marilah kita perbanyak amal juga hal-hal positif termasuk menentukan film mana yangg baik sehingga dapat meningkatkan iman serta takwa kita. Termasuk mendukung penuh Film 212 dengan cara datang ke Bioskop dan tonton Filmnya sekaligus ambil hikmahnya. Supaya nanti kita reonian sefrekuensi hihi ngobrol seru Film 212.
*Untuk informasi Lampung masih ditayangkan di CGV . Kuy! Jadikan kamu orang yang mendukung penuh segala sesuatu yang baik. Kalau bukan kamu, ya siapa lagi kan?
Nobar FLP Bandar Lampung |
#putihkanbioskop #ngabuburit212 #bulanbaiknontonfilmbaik
#RamadhanWithLove
#DukungFilmIndonesia
#TebarKebaikan
#212ThePowerOfLove
#LombaReviewFilm2018
#LombaReviewFilm212ThePowerOfLove
#LombaInstagram
#ReviewFilm
#212Movie
#Film212
#AksiBelaIslam
COMMENTS